Setiap kasus jatuhnya bisnis, selalu memiliki sebab, dan memiliki tanda-tanda. Berikut 10 tanda-tanda bisnis ambles yang mengarah pada jatuhnya sebuah bisnis. Berikut 10 tanda-tanda bisnis yang cenderung meluncur ambles jika tidak segera dikendalikan dari awal. Disarikan dari berbagai pengalaman para praktisi entrepreneur yang telah berpengalaman jatuh bangun mengelola usahanya.
Pertama, Tidak Sabar. Pebisnis yang tidak sabar cenderung
tidak telaten mengelola usahanya. Ketidaksabaran juga menyebabkan
banyak kecerobohan yang muncul. Ketidak sabaran dan kecerobohan diakui
oleh banyak pebisnis merupakan faktor yang sering menjadi penyebab hancurnya bisnis yang sudah dibina bertahun tahun.
Kedua,
Melupakan Kepentingan Usaha, Mengutamakan Kepentingan Pribadi. Pebisnis
yang mulai sukses, seringkali lupa membangun usahanya lebih kuat, lebih
berdaya saing. Ia terlena dengan usahanya yang sudah mulai berjalan,
padahal sejalan dengan berkembangnya usaha yang didirikannya, banyak
kebutuhan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan usaha tersebut. Ia
justru meningkatkan dan mengutamakan keperluan pribadi yang justru tidak
ada sangkutpautnya dengan kegiatan usaha.
Ketiga,
Terjebak Kredit Macet. Akses kredit yang mudah, baik yang ditawarkan
oleh perbankan atau melalui kartu kredit jika tidak dilakukan secara hati-hati dan terukur menjadi penyebab kejatuhan bisnis seseorang. Gunakan kredit perbankan seluruhnya untuk kegiatan usaha, dan jangan untuk kegiatan konsumsi.
Kelima,
Terlibat Masalah Hukum . Ketika sudah tekad menjadi pewirausaha, yang
paling penting diperhatikan adalah perilaku sosial harus jauh dari
masalah hukum, misalnya menipu, membohongi orang lain, mencuri serta
berperilaku negative, karena sewaktu-waktu hukum tersebut akan
memenjarakan dan berakibat buruk bagi bisnis yang anda bangun, dan
reputasi bisnis dapat hancur seketika.
Keenam,
Suka membeli barang yang tidak bermanfaat. Jika sesekali membeli barang
yang tidak ada manfaatnya bolehlah diabaikan, tetapi jika suka (berarti
dilakukan berkali-kali) maka kebiasaan ini dapat menyebabkan keuangan
perusahaan dalam keadaan bahaya. Misalnya, setiap ada pesta selalu
membeli baju baru, atau setiap tahun selalu membeli mobil baru.
Ketujuh, Gampang
tergoda promosi. Menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan
perusahaan memang itulah harapannya, tetapi banyak pewirausaha yang baru
tumbuh selain memiliki kebiasaan membeli produk yang tidak ada
manfaatnya juga gampang tergoda oleh rayuan promosi. Setiap ada pameran
selalu selalu menekn kontrak order barang tanpa memperdulikan kondisi
keuangan perusahaan.
Kedelapan, Terlalu ambisius, sehingga action
bisnisnya tanpa perhitungan sama sekali. Modal nekad doang. Yang
penting jalan dulu. Akhirnya ya benar-benar jalan merosot terus ke
bawah.
Kesembilan, Terlalu
banyak pakai duit orang lain...atau terlalu BODOL (Berani Optimis Pakai
Duit Orang Lain). Sehingga berakibat lupa diri, bahwa itu duitnya orang
lain yang harus dikembalikan juga...bukan duitnya sendiri. Nah, karena
lupa diri ini, maka cara pakai duitnya juga bisa saja sembarangan, tidak
menggunakan perhitungan untung rugi bisnis. Asal pakai saja, urusan
menyusul belakangan.
Kesepuluh, Tidak
mau dan tidak cepat belajar tentang kondisi dari lingkungan bisnisnya.
Sering mengabaikan "bisikan hati nurani", sehingga kepekaan intuisi
bisnisnya tidak terasah.
sumber : http://www.majalahwk.com/tips-usaha/377-10-skenario-bisnis-ambles-cari-penyebabnya-cegah-akibatnya-.html
sumber : http://www.majalahwk.com/tips-usaha/377-10-skenario-bisnis-ambles-cari-penyebabnya-cegah-akibatnya-.html